Kemerdekaan Indonesia, Melalui Pemuda Bermoral dan Berhati Satria



“Proklamasi.
Kami bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05.
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno, Hatta”
Sorak sorai teriakan dan tangisan bahagia tercermin di setiap wajah masyarakat Indonesia 68 tahun silam. Sebuah kalimat sarat makna yang menjadi cita-cita seluruh elemen masyarakat dari semenjak ratusan tahun mereka memimpikan. Perjuangan yang dimulai dari kesukuan perlahan berkembang menjadi perjuangan teritori menuju perjuangan kebangsaan dan ujungnya adalah persatuan rakyat seluruh Indonesia. Kaum tua maupun muda berjuang demi satu tujuan yang sama, ‘Merdeka!’
Perjuangan kemerdekaan tak usai hanya sampai tahun ketika proklamasi dibacakan oleh Soekarno. Belanda terus-terusan menggempur Indonesia dengan agresi militernya pasca itu. Meskipun begitu bangsa ini tetap teguh mempertahankan kedaulatannya. Perjuangan pemuda yang sudah mulai terorganisir menjadi tameng utama pertahanan. Tokoh-tokoh pemuda mulai muncul dan memperlihatkan taring mereka. Salah satunya melalui M. Yasir yang ketika itu menjadi delegasi akhirnya Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan pertama dari Mesir pada tahun 1949.
Sepanjang perjalanan Indonesia selama 68 tahun pemuda menjadi basis kekuatan. Dengan jiwa-jiwa terbarukan, semangat yang didukung ketahanan secara fisik, dan dengan pemikiran-pemikiran berilian mereka menjadi sosok paling berperan. Bahkan ketika tahun 1998 ketika rezim Soeharto berkuasa dengan semua permasalahan utang dan korupsinya, pemuda di sini khususnya mahasiswa bersatu padu menyeru agar Soeharo mundur. Perjuangan ini berhasil secara nyata dan pada tanggal… Soeharto resmi mundur dari jabatannya sebagai presiden RI ke-3.
Hari ini kita sudah bisa merasakan nikmatnya sebuah kemerdekaan. Kita sudah tidak perlu berjuang berdarah-darah mempertahankan kedaulatan bangsa. Namun jangan jadikan hal ini sebagai alasan untuk terlena, karena sadar atau tidak kita sekarang sedang diawasi. Bangsa Eropa yang menjadi dedengkot Belanda, Amerika yang melilit kita dengan hutang berwajahkan Bank Dunia (IMF), dan Jepang yang terus menerus memasok barang produksinya untuk dibeli masyarakat Indonesia. Mereka tidak akan puas sebelum bisa menguasai lagi Indonesia seperti sedia kala.
Miris ketika melihat pemuda-pemuda Indonesia dewasa ini. Sosok yang kala itu menjadi benteng pertahanan kini mulai digerogoti oleh pola hidup hedonis dan tak peduli. Seakan mereka hidup hanya untuk dirinya sendiri tanpa perduli apa yang terjadi pada orang lain. Ini dapat dibuktikan ketika para mahasiswa turun ke jalan dalam perannya untuk menympaikan aspirasi, hanya sebagian kecil mahasiswa yang rela berpanas-panasan sampai kelelahan, yang lain? “Untuk apa aksi? Buang-buang waktu, buang-buang tenaga, mending aku have fun dengan teman-teman, menyibukkan diriku sendiri dengan yang sedang aku lakukan.” Sangat bertolak belakang dengan para pemuda yang dulu gigih merespons setiap panggilan untuk mempertahankan Indonesia sampai rela menghabiskan masa mudanya demi perjuangan.
Mungkin ini memang sudah menjadi strategi Belanda dan sekutunya pasca mereka kalah telak di peperangan fisik. Belanda atau bangsa barat mulai menyerang ideologi dan moral para pemuda dengan penawaran-penawaran yang menggiurkan. Pola hidup kebarat-baratan, hiburan malam, obat-obatan dan miras perlahan mereka susupkan ke bangsa ini, dengan tujuan melemahkan para pemuda, mencerai beraikan mereka, dan ketika tiba saatnya ketika bangsa ini di posisi paling lemah akan diserang lagi secara nyata!
Kemerdekaan ini tidak akan bisa kita rasakan jika kala itu para pejuang tidak yakin dengan yang mereka perjuangkan. Mereka yakin bahwa bangsa ini akan besar suatu saat nanti. Mereka ingin menyaksikan anak cucunya berperan melebihi peran mereka dahulu, karena logikanya akan lebih mudah menjadi pelaku kemerdekaan dibanding pejuang kemerdekaan. Dengan hati yang tulus mereka menitipkan bangsa ini di pundak kita, akankan kita tidak menjaga dan merawatnya?
Nasib suatu bangsa tidak akan berubah kecuali mereka mau merubah nasibnya sendiri. Kita sebagai mahasiswa yang kini menjadi strata tertinggi dalam masyarakat harus berperan aktif. Apakah kita akan diam saja ketika secara tidak sadar kita sedang dijajah? Jangan patahkan harapan pendahulu-pendahulu kita yang telah merelakan segalanya demi bangsa ini. Kita yang bertugas sebagai pelaku kemerdekaan harus membuktikan, bahwa kita akan menjadikan bangsa ini lebih baik, mewujudkan cita-cita yang telah dielu-elukan bangsa ini sejak lama,  memajukan kesejahteraan bangsa secara nyata dan mewujudkan keadilan bagi segenap rakyat Indonesia. Soekarno pernah berpesan,”Berikan aku 10 pemuda, dan aku akan mengguncang dunia!” Kitalah salah satunya! Hidup mahasiswa Indonesia! (Ahta)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Kemerdekaan Indonesia, Melalui Pemuda Bermoral dan Berhati Satria"

Posting Komentar

Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver